Tahbisan Diakon Gatot: “Karya Allah yang Menggetarkan dan mempesona”
Frater Constantius Gatot Wibowo, Pr calon Imam diosesan Keuskupan Palangka Raya, baru saja menerima Tahbisan Diakon dari tangan Mgr. Aloysius Sutrisnaatmaka,MSF Uskup Keuskupan Palangka Raya. Perayaan Ekaristi Tahbisan Diakon berlangsung pada hari Minggu, 17 Mei 2015 bertepatan dengan Hari Komunikasi sosial di Gereja Katedral Santa Maria Palangka Raya. Dengan menerima tahbisan diakon itu, Frater Constantius Gatot Wibowo yang akrab dipanggil Fr. Gatot, merasa sangat bersyukur dan bahagia.
Ketika ditanya ” Kenapa frater memilih hidup selibat?. Apa yang membuat frater yakin dan mantap untuk memilih hidup itu?”. Frater yang akan menjalani tahun Diakonatnya di Paroki St. Klemens Puruk Cahu ini mensharingkan beberapa hal:
“Yang pertama harus dilihat bahwa hidup selibat adalah rahmat atau anugerah Allah, tidak semua orang menerima ini. Maka, dalam hal ini dibutuhkan tanggapan dari pihak manusia artinya harus ada kerjasama aktif antara Allah dan manusia, maupun manusia dan Allah.
Frater kelahiran Semarang, 07 Juni 1982 lebih lanjut mengungkapkan “bahwa saya rela melepaskan hak untuk hidup berkeluarga demi kepentingan gereja universal.
Ketiga, saya memilih hidup selibat atas dasar kebebasan. Memang bahwa hidup selibat tidak terlepas dari berbagai macam tantangan, pergulatan dan godaan. Namun biarlah semua ini saya kembalikan pada penyelenggaraan Allah yang telah menganugerahkan rahmat ini, sembari disertai dengan usaha yang dibarengi ketekunan dan kesetiaan.
Adapun motto tahbisan diakon frater Gatot adalah “Ia telah memulai pekerjaan yang baik, akan meneruskannya sampai pada Akhirnya”.
Frater Gatot mengutarakan “Saya pilih motto itu karena pertama-tama bahwa jalan yang saya tempuh adalah dari Allah. Allah bekerja dalam diri saya dan biarlah Allah yang memulai pekerjaan ini menyelesaikan karyaNya hingga akhirnya.”
Selamat berkarya Diakon Gatot. Selamat melayani. Tuhan memberkati dan menyertai karya pelayanan anda.