Paus Desak Uskup Agung Baru Menjadi Saksi yang Berani
Selama Misa untuk Hari Raya Santo Petrus dan Santo Paulus, Senin, Paus Fransiskus meminta para uskup agung baru menjadi saksi yang berani dalam pelayanan.
“Kerajaan, masyarakat, budaya, bangsa, ideologi, kekuasaan telah berlalu, namun Gereja yang dibangun di atas dasar Kristus, meskipun banyak badai dan banyak dosa kita, tetap berdiri teguh dan setia dalam pelayanan,” kata Bapa Suci dalam homili pada 29 Juni, kepada 46 uskup agung baru yang ditahbiskan tahun lalu.
Selama Misa pada Hari Raya Santo Petrus dan Santo Paulus, Bapa Suci menganugerahkan pallium kepada para uskup agung yang telah ditahbiskan dalam satu tahun terakhir.
“Hari ini ada kebutuhan besar untuk menjadi saksi yang berani, yang meyakinkan; saksi yang tidak memalukan nama Kristus dan salib-Nya.”
Mengutip bacaan dari Kisah Para Rasul, yang menceritakan tentang penganiayaan Santo Petrus, Bapa Suci tidak ”memikirkan kisah mengerikan ini, tidak manusiawi,” orang-orang masih mengalami hingga saat ini.
“Keberanian ini hendaknya dilakukan dalam karya evangelisasi, bebas dari rasa takut akan kematian dan kemartiran,” kata Paus.
Paus Fransiskus memusatkan homilinya pada tiga unsur yang telah diteladani dalam kehidupan orang-orang Kristen awal dan para Rasul – doa, iman, dan saksi – orang Kristen zaman ini diserukan mengikuti ketiga unsur tersebut. Pertama, “doa” – mengutip penganiayaan Santo Petrus, dan “doa yang sungguh-sungguh untuk dia,” Paus menyatakan betapa pentingnya doa yang terus-menerus dalam komunitas Kristen.
“Komunitas Petrus dan Paulus mengajarkan kita bahwa Gereja berdoa adalah sebuah Gereja yang kuat dan maju! Memang, seorang Kristen yang tekun berdoa akan menjadi seorang Kristen yang dilindungi, dipelihara dan diteguhkan.”
“Doa adalah perjumpaan dengan Tuhan, bersama Tuhan yang tidak pernah memungkinkan kita jatuh; bersama Tuhan yang setia pada firman-Nya; bersama Tuhan yang tidak meninggalkan anak-anak-Nya.”
Berikutnya, Paus Fransiskus berbicara tentang “iman” – dicontohkan oleh orang-orang Kristen awal, beralih ke pembacaan kedua di mana St. Paulus berbicara tentang Allah menyelamatkan dia “dari segala kejahatan”. “Berapa banyak kekuatan dalam perjalanan sejarah telah dan masih menghancurkan Gereja, dari luar maupun dari dalam Gereja, tapi mereka sendiri hancur dan Gereja tetap hidup dan berbuah!”
Akhirnya, Paus Fransiskus berbicara tentang bagaimana Santo Petrus dan Santo Paulus memberikan contoh kesaksian Kristen saat ini, “menjadi saksi” atas iman.
“Gereja atau orang Kristen yang tidak memberikan kesaksian; seperti orang mati yang berpikir mereka hidup; seperti pohon kering yang tidak menghasilkan buah; seperti sumur kosong yang menawarkan tidak ada air!”
Paus Fransiskus kemudian beralih kepada para uskup agung, mengajak mereka menjadi “master doa,” “master iman,” dan “master saksi.” Ia menjelaskan kepada mereka betapa pentingnya pallium, seraya mengatakan: “Ini adalah tanda yang mewakili gembala yang memikul domba seperti Kristus Gembala Baik … sebuah simbol misi pastoral Anda.”
Sumber: ucanews.com