Paus deklarasikan Tahun Yubileum Menandai Ulang Tahun Kepausannya dan Penutupan Konsili Vatikan II.
Pada Jumat pekan lalu, Paus Fransiskus mendeklarasikan Tahun Yubileum untuk menandai ulang tahun kedua pemilihannya sebagai paus dan penutupan Konsili Vatikan II.
Tahun Yubileum ini mengambil tema ‘belas kasihan’, untuk merayakan 50 tahun Konsili Vatikan II yang mengubah bagaimana Gereja berhubungan dengan dunia modern, terutama liturgi Gereja dalam bahasa Latin diganti dengan bahasa lokal. Tahun tersebut akan dimulai pada 8 Desember 2015 hingga 20 November 2016. Pada 8 Desember adalah salah satu tanggal paling penting dalam Penanggalan Liturgi Katolik sebagai Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Dosa dan juga tanggal Konsili Vatikan II ditutup tahun 1965.
Paus menjelaskan tanggal tersebut mulai tahun ini sebagai momen yang “sangat penting, mendorong Gereja untuk melanjutkan karya yang dirintis Konsili Vatikan II.” Konsili Vatikan II dianggap sebagai salah satu tonggak yang menentukan dalam sejarah Gereja Katolik dimana hirarki menerima beberapa cara yang berabad-abad telah diterapkan dan diubah agar lembaga itu tetap relevan dengan perkembangan jaman dan budaya lokal.
Saat ini Gereja Katolik menghadapi sejumlah tantangan dan dilanda beberapa perbedaan pandangan di antara kelompok progresif dan konservatif terkait beberapa aspek. Perbedaan tajam – bagaimana Gereja harus melihat homoseksualitas, perceraian dan kumpul kebo, yang dibahas dalam sinode para uskup pada Oktober-November 2014. Isu-isu tersebut akan dibahas lagi oleh klerus senior di Vatikan, pada Oktober tahun ini.
Paus Fransiskus adalah paus pertama yang berasal dari Amerika Latin, dianggap oleh sebagian besar dunia sebagai seorang yang sukses dalam dua tahun sejak memimpin Gereja Katolik.Pendekatannya yang lebih penuh belas kasihan terkait berbagai pertanyaan termasuk homoseksualitas dan perceraian telah disambut baik oleh publik yang lebih luas. Keputusannya untuk menetapkan Tahun Yubileum mungkin mencerminkan keyakinan jelas Paus Fransiskus bahwa dia tidak ditakdirkan untuk menghabiskan waktu yang lama di Takhta Santo Petrus.
“Saya memiliki firasat bahwa kepausan saya akan singkat,” katanya kepada sebuah televisi saluran Meksiko dalam sebuah wawancara untuk menandai ulang tahunnya. “Empat atau lima tahun, saya tidak tahu. Dua tahun sudah berlalu.”
“Ini adalah perasaan yang samar-samar yang saya miliki bahwa Tuhan memilih saya untuk misi singkat. Saya selalu terbuka untuk kemungkinan itu.”
Paus Fransiskus telah mengisyaratkan sebelumnya bahwa ia bisa meniru pendahulunya Paus Benediktus XVI, yang menjadi paus pertama mengundurkan diri selama tujuh abad terakhir ketika ia mengundurkan diri pada Februari 2013. Menariknya, ketika ditanya apakah ia suka menjadi Paus. Paus Fransiskus menjawab: “Saya tidak, tidak menyukainya.” Satu hal yang dia benar-benar ingin adalah dapat keluar dari Vatikan suatu hari tanpa diketahui serta “pergi dan makan pizza,” katanya.
Sumber: ucanews.com – UCAN Indonesia.com