Organisational Development Tim Komisi Kepemudaan Keuskupan Palangka Raya Tahap I
Berdasarkan konsolidasi tim Komisi Kepemudaan Keuskupan Palangka Raya di Pangkoh pada bulan November kemarin, maka pada hari Sabtu dan Minggu tanggal 17-18 januari 2015 diadakanlah Organisational Development tahap I dengan tema “Ice Breaking”. Sebagai nara sumber utama, Komisi Kepemudaan meminta RD. Lulus Widodo. Organisational Development (OD), diikuti oleh 12 anggota tim Komisi Kepemudaan Keuskupan Palangka Raya dan pastor moderator Komisi Kepemudaan. 2 orang anggota tim Komisi Kepemudaan tidak dapat mengikuti kegiatan ini karena sakit dan harus mempersiapkan hajatan. Kegiatan dilaksanakn di aula unio keuskupan dan di Seminari Menengah Raja Damai sebagai tempat praktek OD.
Kegiatan OD dikemas sedemikian rupa sehingga setiap acara, bahkan acara makan dan doa pun menjadi ajang menerapkan teori OD ini. OD sendirikali ini dibagi dalam 4 sesi. Sesi pertama, RD. Lulus menyampaikan berbagai macam masukan berkaitan dengan Public Speaking, bagaimana harus berbicara di depan umum. Sesi ini membahas tentang definisi, mentalitas, tujuan, perencanaan dan hal-hal praktis apa yang perlu dilakuakn ketika seseorang akan tampil di muka umum. RD. Lulus mengajak kami mempraktekkan langsung teori public speaking dengan memberi tema tertentu kemudian kami diminta maju untuk berbicara berkaitan dengan tema tersebut. Pastor Lulus juga mengajari kami teknik pernafasan perut yang benar sehingga bisa menghasilkan bunyi yang tepat dan benar. Beliau terus-menerus memotivaasi kami untuk menumbuhkan kepercayaan diri karena pada dasarnya masing-masing dari kami telah memiliki talenta tertenut tingal ditemukan, digali dan dikembangkan.
Acara makan malam kami isi dengan simulasi sebagai orang-orang yang berkekurangan. Pertama-tama kami diperintahkan untuk meminum separo air kami masing-masing, kemudian menghabiskan makanan yang berwarna hijau (sayuran), setelah itu kami diminta memakan lauk. Akhirnya tinggal nasi bungkus dan separo air dalam gelas kami masing-masing. Dan……penderitaan itu akhirnya tiba. Kami diminta menuangkan air putih di atas nasi lalu menghabiskannya. Alamak…. kami diajak menemukan nilai dari simulasi ini : menumbuhkan rasa syukur dalam diri masing-masing, menghargai rejeki dari Tuhan dan menumbuhkan perasaan simpati dan empati terhadap saudara-saudari kita yang berkekurangan.
Sesi kedua kami melanjutkan mendiskusikan beberapa hal praktis yang perlu dikembangkan manakala harus berbicara di depan umum. Dengan dibagi dalam tiga kelompok, masing-masing dari peserta OD mempraktekkan berbicara di depan rekan-rekan sekelompok dengan tema yang dikuasai secara spontan. Sesi kedua ini kami tutup dengan diskusi tentang perencanaan praktek public speaking sbesok pagi di hadapan para seminaris. Selain membagi tugas, mereka juga mengadakan simulasi kecil-kecil untuk besok pagi. Rangkaian acara hari ini ditutup dengan doa oleh salah seorang peserta OD, itupun dengan cara berdoa yang diajarkan dalam rangka public speaking tadi.
Hari kedua, hari Minggu kami awali dengan perayaan ekaristi, itupun dengan menerapkan teori public speaking yang kemarin telah diberikan. Dalam sarapan kami diajak menyimulasikan keadaan orang-orang yang berkebutuhan khusus. Peserta dibagi dalam 2 kelompok. Masing-masing memiliki peran dan keterbatasan tertentu, ada yang seolah-olah menjadi orang lumpuh, orang bisu tuli, orang buta. Dengan kondisi masing-masing seperti itu kami diminta untuk sarapan bersama……heboooooh. dengan simulasi sederhan ini kami diajak untuk menghargai anugerah kehidupan sebagai manusia normal, kami juga diajak untuk menumbuhkan kepedulian kepada mereka yang memiliki kebutuhan khusus dan tentu saja untuk mencapai sebuah tujuan meski dalam keterbatasan tetap diperlukan kerja sama dan komunikasi.
Sesi ketiga, didisi dengan menerangkan berbagai macam bentuk ice breaking seperti : permainan, gerak dan lagu, teka-teki dan permainan sulap. Dalam hal sulap menyulap RD Lulus tidak dapat diragukan lagi, bahkan untuk acara OD kali ini beliau telah menyediakan puluhan alat sulap dan bersedia mengajari kami. Beliau juga mengajak kami untuk kreatif menemukan bentuk sulap, permainan, gerak dan lagu sendiri. Setelah dirasa cukup, seluruh peserta kelompok mempersiapkan diri untuk praktek berbicara di depan umum di hadapan para seminaris. Masing-masing dari kami diminta untuk memilih jenis ice breaking dan mempraktekannya di hadapan peserta yang lain.
Jam 10, kami berangkat ke seminari dengan menggunakan 2 buah mobil dan tak lupa pula membeli oleh-oleh untuk para seminaris. Inilah sesi ketiga. Di seminari kami sudah disambut dengan meriah dan penuh suka cita oleh anak-anak seminaris, frater Aris dan RD. Warsito. Tanpa basa-basi kami langsung memulai acara: menyanyi, berdoa, gerak dan lagu, sulap dan materi eco botllle dan eco bag. Anak-anak seminari tampak begitu antusias, bersemangat dan bergembira. Acara menjadi semakin meriah dan menggembirakan karena pada hari itu frater Aris juga sedang merayakan hari ulang tahunnya ke 32. Pokoknya seru deh. Setelah dikerjai dan diberi kenangan-kenangan, frater Aris kami minta untuk ambil bagian dalam permainan sulap. Kami juga membagikan rejeki makan siang kepada seminaris. Acara OD akhirnya ktia tutup dengan evaluasi.
Sebagian besar peserta dalam evaluasi mengatakan bahwa jika dinilai, praktek penampilan tim di depan anak seminari tidak mengecewakan. Kalau dinilai dengan angka antara 70-100 , Luar Biasa. Hasil evaluasi yang lain mengatakan: Sebagian besar peserta OD masih grogi, masih belum percaya diri dan kehabisan kata-kata, tergesa-gesa ingin menyelesaikan namun ada beberapa juga yang sudah baik dalam menguasai penonton dan memberikan materi. Dilihat dari penampilan tersebut banyak bakat terpendam yang muncul, masalah utamanya memang soal kepercayaan diri dan skill yang perlu diasah dan keyakinan diri bahwa saya bisa. Beberapa peserta masih perlu memperbaiki diri dan belajar terus-menerus di setiap kesempatan. Semoga skill ini dikembangkan terus menerus sebagai bekal pelayanan klita ke depan.
Berita menggimbarakan lainnya adalah RD Lulus menyumbangkan beberapa buku motivasi dan beberapa alat sulat untuk tambahan barang inventarisasi Komisi Kepemudaan Keuskupan Palangka Raya. Beliau juga menyumbang sejumlah uang untuk pembuatan seragam, kaos dan baju, Tim Keuskupan Palangka Raya
Seluruh acara, baik indoor maupun outdoor’ kami tutup dengan doa, kemudian kami melanjutkan beres-beres di unio keuskupan, tempat makan dan di tempat lainnya. Terima kasih untuk segala bentuk kerja samanya. Tetap semangat, Tuhan memberkati. Selamat berjumpa kembali pada OD mendatang.