Kunjungan Duta Besar Vatikan untuk Mentahbisan 3 Imam Diosesan Keuskupan Palangka Raya.
Kunjungan Duta Besar Vatikan untuk menahbisan 3 Imam Diosesan
Perpas tahun ini menjadi istimewa karena kehadiran Nuntius. Beliau datang ke Keuskupan Palangka Raya dalam rangka mentahbiskan 3 org Diakon untuk menjadi Imam Diosesan. Sebelum acara tahbisan, Nuntius menyempatkan untuk bertemu dan berdialog dengan para Romo. Dalam pertemuan ini, Nuntius menyampaikan beberapa hal yang patut menjadi perhatian dari para Pastor. Nuntius menegaskan: 1. Pemeliharaan kesehatan: para Imam harus menjaga diri dengan baik dalam hal makan, istirahat dan kerja. Hal ini menjadi penting karena ketika sakit kita tidak bisa memberikan pelayanan yang diminta oleh umat. Namun demikian, para Pastor juga tidak bisa memanjakan diri dengan hobby-hobby pribadi dengan alasan untuk rekreasi sampai melupakan tugas pokok dan utama: melayani umat. 2. Identitas Imam adalah Pendoa. Oleh karena itu, para Imam harus rajin berdoa dan memberikan prioritas waktu untuk berdoa, untuk mengisi dimensi spiritual; bila tidak, maka para Imam hanya akan menjadi pekerja sosial seperti pekerja sosial lainnya. Kekuatan para Imam justru karena ditopang oleh kekuatan spiritual. 3. Memperkembangkan diri. Mengingat umat kita semakin maju dalam segala hal, maka para Imam juga dituntut untuk semakin mampu memberikan pelayanan yang berkualitas sebagaimana yang diharapkan oleh umat. Oleh karena itu, belajar terus tentang teologi, filsafat, pastoral serta ilmu-ilmu profan lainnya adalah satu-satunya jawaban yang dapat dibuat untuk menjawab kerinduan umat terhadap pelayanan yang semakin baik.
Berkaitan dengan Tahun Kerahiman Ilahi, Nuntius juga mengingatkan kepada para Imam agar mampu menjadi “agen” kerahiman Allah bagi sesama. Untuk itu, para Imam harus berani meluangkan waktu untuk menerima kerahiman Allah itu melalui penerimaan sakramen tobat bagi dirinya, sebelum pada gilirannya memberikan pelayanan sakramen tobat untuk umat. Kerahiman Allah pertama-tama harus dialami oleh para Imam terlebih dahulu untuk selanjutnya meneruskannya kepada umat. Untuk itu, para Imam diharapkan memberikan waktu yang khusus bagi umat yang mau mengalami kerahiman Allah itu melalui penerimaan sakramen rekonsiliasi.
Setelah memberikan masukan, para Pastor diberi kesempatan untuk bertanya kepada Nuntius. Pada bagian akhir, dilakukan penandatanganan prasasti kunjungan oleh Nuntius dan dilanjutkan dengan makan malam bersama di ruang makan Unio. Perpas ditutup secara resmi dengan tahbisan 3 org Diakon di Gereja Katedral.
Oleh: Rm. I Ketut Adi Hardana, MSF