Kegiatan Rekoleksi Umat Paroki St Maria de La Sallete – Muara Teweh
Kegiatan Rekoleksi Umat Paroki St Maria de La Sallete – Muara Teweh
Hari minggu, 11 Desember 2016, umat paroki St Maria de La Sallete, Muara Teweh mendapatkan siraman pengetahuan iman, kesaksian hidup dari acara rekoleksi umat. Acara rekoleksi yang dimulai pukul 09.00 wib -13.00 wib itu diadakan di dalam Gedung Gereja Paroki Muara Teweh, dihadiri sekitar 150 umat katolik paroki dan dibawakan oleh pemateri tunggal yakni: Bapak Ir Hendrikus Marukan MAP (Bupati Lamandau – Kalimantan Tengah ) yang berkolaborasi dengan Team Pujian dari Banjarmasin.
Kemasan acara yang unik dan menarik ini mengambil tema: “AKU BANGGA MENJADI KATOLIK” – dikemas UNIK karena acara yg bernuansa kebangkitan rohani dengan lagu puji-pujian yang menjadi hal baru bagi umat di Paroki Muara Teweh. Dan menjadi semakin MENARIK karena pemateri adalah seorang figure Bupati katolik yang ditengah kesibukan tanggungjawab sebagai bupati masing MAU meluangkan waktu untuk memberi penyegaran iman, semangat pelayanan kepada umat Paroki Muara Teweh.
Dalam presentasinya, Bapak Marukan member kesaksian hidupnya sebagai bagian dari warga Gereja katolik yang harus terus menerus berani mengaktualisasikan imannya di dalam kehidupan sehari hari (keluarga-Gereja-Masyarakat). Beliau berkata:” Iman yang pada umumnya dipahami sebatas pasrah kepada kehendak Tuhan harus bertumbuh kepada iman yang berkekuatan kesetiaan pada ajaran Yesus – dan ungkapan kesetiaan itu harus nyata dalam pikiran-kehendak- dan tingkah laku kita sehari hari”.
Lebih lanjut dia meyakinkan kepada peserta rekoleksi bahwa ketika sudah sudah menjatuhkan pilihan beriman katolik maka itu adalah pilihan yang benar , dan dia berkata: “ Jangan sekali-kali ragu akan substansi ajaran iman katolik di tengah issue issue yang mendiskreditkan agama Katolik (contoh: agama katolik: ‘menyembah patung,’ dipandang sebagai agama kuno, agama tidak asli, orang katolik tidak sukses dll) – jangan menoleh kanan kiri ajaran agama lain!” – Hanya dengan kemantapan ber-IMAN katolik itu niscaya pengetahuan iman kita akan semakin dimurnikan, perilaku hidup juga akan lebih terarah kepada kebenaran iman kristiani dan hidup kita akan diwarnai dengan kekuatan dan sukacita. Beliau memberi inspirasi bahwa beriman katolik adalah “PROSES MENJADI”, artinya: bergerak maju dengan berpedoman pada ajaran Kristus dan gerak maju itu dilengkapi dengan beberapa nilai manusiawi yang dia sedang hidupi sebagai warga gereja Katolik. Dia berkata: “ baik kalau kita menjadi katolik yang PRIMA”. Kata “PRIMA” dipenuhi dengan beberapa nilai, yakni:
P: Pandai dalam segala hal
R: Rajin, kreatif dan inovatif
I: Iman yang teguh, mengasihi serta mencintai Yesus, Gereja dan sesame
M: Mandiri, tekun dan ulet serta pantang menyerah dalam menjalani hidup
A: Amanah dalam menjalankan jabatan, bertanggungjawab, jujur dan adil.
Di penghujung acara rekoleksi itu akhirnya beliau mengajak umat yang hadir untuk membangkitkan iman kristiani yang sudah di-AMIN- I sekian lama sejak dibaptis dalam wujud siap hidup dalam pelayanan yang elok, tulus ikhas, penuh sukacita .
RD. Stefanus Kholik Kurniadi