‘’MENJADI PELAYAN BELAS KASIH DI PEDALAMAN BORNEO”

Hamparan hijau hutan Kelapa Sawit membentang sejauh mata memandang, inilah panorama yang indah di daerah Bukit Sawit  Maranen yang merupakan Pusat  Paroki St. Montfort  PIR  Butong, Keuskupan Palangka Raya.

Kurang lebih  satu tahun tujuh bulan, kami para suster Kongregasi suster-suster Jesus Maria Joseph atau dikenal dengan SJMJ,   diundang oleh Bapak Uskup Keuskupan Palangka Raya,  hadir dan memulai masa oirentasi di Paroki St. Montfort PIR Butong yang dipimpin oleh Para Pastor Kongregasi SMM. Kehadiran kami saat ini walaupun masih dalam masa oirentasi  dengan usaha awal merintis  karya pendidikan dan Karya kesehatan yang dulu pernah ada dan lama ditinggalkan oleh para pendahulu.  Satu hal yang kami rasakan bahwa kami  sungguh diterima, baik para pastor di Paroki maupun umat  Allah yang ada di Paroki St. Montfort PIR Butong. Hal ini nampak dalam hubungan kerjasama yang terjalin, kami sungguh didukung dan dilibatkan baik dalam karya yang sedang kami rintis dan karya pelayanan pastoral yang ada diparoki. Di pusat paroki para suster terlibat dalam dewan harian Paroki, dewan inti, koordinator seksi dan beberapa tugas pastoral lainnya seperti, komuni orang sakit dan lansia, kunjungan keluarga dan terlibat dalam kegiatan-kegiatan dilingkungan  yang ada dalam wilayah pusat paroki.

Selain tugas dipusat paroki para susuter juga tergabung dalam tim Pastoral untuk melayani umat Allah di stasi dan Camp-camp yang ada dalam wilayah pelayanan Paroki. Paroki St. Montfort PIR Butong  memiliki 4 stasi dan 13  Cam yang menjadi wilayah pelayanan Pastoral selain gereja St. Montfort sendiri yang berada di Pusat Paroki. Kehadiran para suster menjadi satu tim bersama para Pastor dan Frater dalam tugas pastoral. Letak stasi dan camp  ada yang jauh dan ada yang dekat, untuk menjangkau lokasi pelayanan dapat ditempuh dengan jalan kaki dan  menggunakan transportasi motor  serta  perahu atau sering disebut Klotok untuk menyeberangi sungai Barito. Menempuh perjalanan yang jauh, dengan medan pelayanan yang boleh dikata lumayan menantang, tidak menyurutkan semangat kami tim pastoral secara khusus untuk saya secara pribadi dalam pelayanan. Ketika musim hujan kita berjuang untuk melewati jalan yang becek, dan pada musim panas kita berjuang dengan debu. Kadang harus turun jalan kaki sambil mendorong motor menyusuri hutan sawit, dengan jalan yang naik dan turun.  demikian ketika menyeberangi sungai menggunakan perahu atau klotok pun ada berbagai perjuangan. Setiap tempat yang dilayani dapat dilakukan pada pagi hari, siang hari maupun sore sampai malam hari, dan  ditempuh dengan waktu yang berbeda-beda, ada yang 30 menit, ada yang satu jam bahkan ada yang lebih dari itu, tergantung jauh dan dekatnya.

Saat malam tiba  bukan berarti perjalanan berhenti. Dalam kondisi gelap kami tim pastoral, kadang harus menyusuri gelapnya jalan yang berkelok masuk keluar hutan, tak jarang berusaha mencari jalan pintas atau jalan alternatif. Dalam perjalanan seringkali dihadang oleh berbagai  binatang yang paling sering dijumpai adalah ular dengan berbagai jenis.  Ketika melintasi sungai pada malam hari kadang harus membelah deras sungai dengan penerangan senter, dalam perjalanan semacam ini, keterampilan juru mudi perahu menjadi tumpuan keselamatan penumpang. Tak jarang pohon tumbang dan gelondongan kayu menjadi bahaya yang muncul tiba-tiba. Adapun pengalaman lain yang sering dialami oleh tim pastoral ketika harus melewati jalan loging, dimana kita harus mengikuti arah atau petunjuk jalan yang tidak lasim seperti tanda lalulintas biasanya hal ini untuk menghindarkan kita dari kecelakaan saat berpapasan dengan mobil atau kendaraan yang memuat gelondongan kayu yang besar. Tantangan lain lagi, setelah menempuh perjalanan yang jauh dengan medan yang menantang, ketika sampai dilokasi tak jarang tim pastoral harus diuji kesabaran menghadapi keadaan umat yang ada dilokasi. Kadang umatnya antusias menyambut kedatangan dengan segala persiapan yang sudah disediakan, ada juga baru bergerak untuk menyiapkan segala sesuatunya. Dan tak jarang pula kita temukan bahwa ketika kita sampai di lokasi dengan santainya umat menjawab bahwa kami tidak siap dan orang-orang pada pergi entah ke pasar, kunjungan keluarga dan bermacam alasan lainnya, padahal sebulan sebelumnya jadwal pelayanan atau kunjungan sudah dikirim ke stasi dan camp.

Semangat dan kekuatan yang dimilki dalam pelayanan semata-mata karna kuasa Tuhan. Dukungan komunitas dan kekompakan dalam tim pastoral sebagai suatu kekuatan dari dalam untuk menghantar kami dalam mewartakan kabar sukacita injil dan  memancarkan kasih ditengah umat.

                                                                                                                                                Sr. Emiliana, SJMJ

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *