IKN: BERKAT ATAU KUTUK?

Pertemuan Komisi PSE-Caritas, KKP-PMP dan SGPP Regio Kalimantan

Kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) di tanah Borneo, di Provinsi Kalimantan Timur mengundang perhatian banyak pihak, termasuk Gereja Katolik. Dalam hal ini beberapa Komisi menanggapi  kehadiran IKN tersebut dengan mengadakan pertemuan tingkat Regio Kalimantan. Pertemuan Komisi Pemberdayaan Sosial Ekonomi (PSE)-Caritas, Komisi Keadilan dan Perdamaian (KKP), Komisi Pastoral Migran & Perantauan (PMP) dan SGPP se Regio Kalimantan diadakan di Samarinda, 15-19 Mei 2023. Pertemuan tersebut secara khusus membahas bagaimana sikap dan aksi pastoral Gereja Katolik dalam menyambut kehadiran IKN di tanah Borneo. Pertemuan yang dihadiri oleh utusan dari semua Keuskupan yang ada di Kalimantan itu dilaksanakan di Aula Unio Keuskupan Samarinda.

Keuskupan Palangka Raya mengutus enam orang sebagai perwakilan untuk menghadiri pertemuan. Enam orang tersebut adalah RD. Silvanus Subandi, Vikjen Keuskupan Palangka Raya sekaligus Koordinator Komisi-Komisi, perwakilan dari Komisi PSE-Caritas dihadiri oleh RD. Alfonsus Danang dan Reni Krisnawati, Komisi KKP-PMP dihadiri oleh RP. Dominikus Kevi, SVD dan Fidelis Harefa, dan Komisi SGPP dihadiri oleh Risma Rohulina Situngkir.

Pertemuan yang berlangsung kurang lebih empat hari itu diisi dengan berbagai materi dari pembicara yang hebat dan menginspirasi, di antaranya: Martinus Nanang, dosen dan peneliti, membawakan materi IKN: Masalah dan Peluang Partisipasi Masyarakat Lokal; Mgr. Samuel Oton Sidin, OFM Cap ( Ketua Komisi PSE KWI ) menyampaikan tentang IKN dan Peran Gereja Dalam Menjaga Keutuhan Ciptaan: Ekologi, SDA, SDM dan Toleransi; Yohanes Evun menyampaikan materi IKN dan Peran Pemerintah Daerah Dalam Menyiapkan Masyarakat Lokal; dan Mgr. Valentinus Saeng, CP ( Uskup Keuskupan Sanggau ) menyampaikan meteri Nasib Orang Dayak Pasca IKN: Quo Vadis?.

Ibu Kota Nusantara, Berkat atau Kutuk? Ini adalah salah satu sub-topik pembahasan menarik yang dibawakan oleh Mgr. Valentinus Saeng, CP. Dalam materinya, Bapa Uskup mengelaborasi dampak dan kemungkinan yang terjadi pasca IKN di tanah Borneo. Secara detil, Bapa Uskup menjabarkan keunggulan, kelemahan, tantangan dan peluang terhadap kehadiran IKN. Keunggulan-keunggulan yang ada merupakan modal bagi masyarakat Kalimantan menghadapi IKN. Kelemahan dan tantangan harus dijawab dan dihadapi. Dengan bekerja sama, tantangan dan kelemahan itu bisa teratasi. Menurut Bapa Uskup, tiada kesuksesan tanpa menjawab kelemahan dan menghadapi tantangan hingga pada akhirnya, peluang-peluang yang tersedia dapat diraih. Bapa Uskup menyimpulkan bahwa kehadiran IKN bukanlah kutuk yang membawa bencana bagi masyarakat Kalimantan, melainkan berkat yang membahagiakan apabila semua bergandengan tangan dalam menjawab kelemahan dan tantangan yang ada.

Semua materi yang telah disampaikan pada hari pertama dan hari kedua menjadi bahan diskusi kelompok peserta pada hari ketiga. Menanggapi seluruh isu yang muncul dari para pemateri, diskusi kelompok merekomendasikan dua hal penting untuk diperhatikan oleh Gereja yakni Pendidikan Holistik dan Advokasi. Pendidikan Holistik meliputi pendidikan informal, formal dan nonformal; pendidikan karakter; konseling yang dapat dicapai dengan beberapa cara yakni pengembangan pendidikan berbasis asrama, pendirian sekolah-sekolah kejuruan dan penyediaan bea siswa bagi keluarga tidak mampu. Pendidikan holistik akan menjawab perubahan dan perbaikan mentalitas, penyiapan SDM sehingga kehidupan ekonomi, sosial dan politik masyarakat akan meningkat.

Selain Pendidikan Holistik, Advokasi merupakan rekomendasi kedua yang tidak kalah pentingnya. Dalam pleno, direkomendasikan agar setiap Keuskupan membentuk Biro Hukum yang memberi layanan hukum bagi umat Katolik. Bidang Hukum merupakan bidang pastoral yang menjawab permasalahan masyarakat yang berhubungan dengan perselisiahan ha katas tanah adat, kriminalisasi, pelestarian lingkungan hidup dan masalah lainnya yang bersentuhan dengan hukum yang ada di Indonesia.

Sebagai puncak dari pertemuan ini, panitia mengajak seluruh peserta untuk tour ke titik nol IKN dengan tujuan melihat perkembangan pembangunan IKN secara lebih dekat. Rangkaian pertemuan ini ditutup dengan Misa bersama yang dipimpin oleh Mgr. Samuel Oton Sidin, OFM Cap di kapel Regina Pacis, Balikpapan . *(Fidelis Harefa)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *